Artikel
ThinkQuest
(Tulisan ketiga)
Tampilan Homepage Member ThinkQuest |
Pada
tanggal 13 Maret 2010, di SDN Menteng 01 diadakan Pelatihan Full School
ThinkQuest. Kegiatan ini difasilitasi oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang
bekerjasama dengan Oracle Education Foundation Indonesia. Sasaran pelatihan itu
adalah semua guru SDN Menteng 01 serta beberapa perwakilan siswa kelas IV dan
V. Kegiatan tersebut sebagai tindaklanjut program Disdik DKI Jakarta sebelumnya
yang telah menunjuk beberapa sekolah untuk menggunakan sarana ThinkQuest.
Setelah pelatihan itu, para guru di SDN Menteng 01 mulai mengenalkan kepada
para siswanya apa itu ThinkQuest dan bagaimana menggunakan sarana tersebut.
Untuk
lebih mengenal lebih jauh mengenai ThinkQuest; dalam tulisan ketiga ini akan
dipaparkan mengenai apa itu ThinkQuest, mengapa ThinkQuest dikatakan aman dan
terlindungi, serta bagaimana memanfaatkan ThinkQuest dalam pembelajaran.
Apa itu ThinkQuest?
Thinkquest
merupakan situs pembelajaran online untuk sekolah-sekolah di seluruh dunia yang
bebas biaya, aman dan terlindungi. Situs ini merupakan wujud komitmen
perusahaan Oracle International yang berkantor pusat di Amerika Serikat melalui
Oracle Education Foundation (OEF)-nya untuk membantu peningkatan kualitas
pendidikan di seluruh dunia terutama dalam memfasilitasi proses pembelajaran
online.
Harapan
OEF, dengan sarana Thinkquest guru dan siswa dari jenjang pendidikan dasar
sampai menengah atas dapat meraih 7 keterampilan yang sangat diperlukan di abad
21 ini : berpikir kritis, kreatif, kerja
sama, memahami perbedaan budaya, keterampilan berkomunikasi, penguasaan
teknologi, dan kemampuan mengarahkan diri.
Keamanan Menggunakan ThinkQuest
Sebagaimana pembahasan di tulisan pertama mengenai internet, kita mafhum
akan kekhawatiran berbagai kalangan khususnya orang tua akan keamanan
putra-putrinya untuk bersurfing ria di dunia maya.
Namun perlu kita sadari bahwa di zaman yang modern ini kita tidak
memungkiri bahwa mau tidak mau, suka tidak suka; kita harus mengenalkan kepada
anak kita berbagai kecanggihan teknologi serta mengarahkan mereka untuk
memanfaatkan demi kegiatan yang positif. Hal itu kita lakukan dengan harapan
agar mereka melek teknologi dan
mempersiapkannya untuk memasuki kehidupan di masa yang akan datang yang sudah
barang tentu era mereka nanti sudah lebih maju dari era sekarang.
Beberapa hal yang menunjukkan keamanan online di situs ThinkQuest dapat
dipaparkan sebagai berikut:
- Sebagai sarana pembelajaran online, tentu ThinkQuest tidak mudah diakses secara terbuka oleh siapa saja. Pengguna ThinkQuest dikhususkan bagi kalangan dunia pendidikan; yaitu guru, tenaga kependidikan, dan siswa pada sekolah-sekolah yang sudah terdaftar sebagai member ThinkQuest berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan setempat. Guru, tenaga kependidikan, serta siswa di sekolah yang sudah menjadi member ThinkQuest harus memiliki username dan password untuk bisa login ke ThinkQuest. Agar dapat memantau aktivitas anaknya di ThinkQuest, diharapkan orang tua pun mengetahui username dan password anaknya.
- Untuk menjaga penggunaan secara illegal terhadap username dan password penggunanya; operator ThinkQuest selalu akan menginformasikan kepada pihak sekolah (melalui pengelola di tingkat sekolah) jika ada pengguna yang melakukan beberapa kali kesalalahan saat melakukan login.
- Guru dapat memantau aktivitas siswanya di ThinkQuest. Agar dapat memantau kegiatan siswa yang menjadi tanggung jawabnya, terlebih dahulu guru kelas membuat classlist untuk memasukan nama siswa dalam membernya di My Student. Setelah melakukan hal itu, guru tinggal membuka tool classlist-activity. Sehingga untuk memantau kegiatan siswanya guru tinggal mengklik tool tersebut.
- Secara berkala pihak operator ThinkQuest akan mengkonfirmasi guru atau administrator sekolah untuk me-review konten yang dimuat siswa di sekolah yang bersangkutan. Hal yang perlu direview meliputi gambar, bahasa/kata-kata, atau isi konten yang dimuat siswa di ThinkQuestnya. Jika menurut guru konten tersebut dinilai layak, maka guru tinggal meng-approve; sebaliknya jika konten tersebut dinilai tidak layak dimuat guru tinggal men-deletenya. Namun jika konten tersebut didelete, maka guru diminta untuk mengkonfirmasi terhadap siswa yang bersangkutan.
Pembelajaran Online Dengan ThinkQuest
Sebenarnya
pembahasan mengenai proses pembelajaran dengan ThinkQuest ini intinya telah
dibahas pada tulisan sebelumnya yaitu mengenai proses pembelajaran yang bisa
dilakukan dengan memanfaatkan sarana internet. Namun pembahasan pemanfaatan
internet tersebut masih sifatnya umum, karena kegiatan pembelajaran online
tersebut bisa menggunakan website sekolah atau blog guru. Jika kegiatan
pembelajaran online itu dilakukan dengan menggunakan website sekolah/blog, maka
konten atau aktivitas pembelajaran tersebut dapat diakses oleh siapa saja. Bagi
sekolah/guru yang sudah memiliki account ThinkQuest, maka proses pembelajaran
online lebih tepat jika menggunakan ThinkQuest, karena yang dapat mengakses
konten atau aktivitas guru dan siswa hanya kalangan guru dan siswa.
Kegiatan
pembelajaran online yang dilakukan dengan sarana ThinkQuest dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Pengayaan materi pelajaran yang telah diajarkan di kelas:
a. Guru membuat
ringkasan materi kemudian diupload di profil guru.
b. Guru membuat link
terhadap situs yang berisi materi yang harus dipelajari siswa
c. Mengupload
soal latihan atau membuat link ke situs tertentu yang memuat soal-soal
latihan online.
latihan online.
- Memberikan tugas/PR dan melakukan feedback atas tugas yang sedang/telah dilakukan siswa.
- Melakukan Pembelajaran Berbasis Proyek
- Mempelajari hasil Pembelajaran Proyek yang telah dibuat oleh pengguna ThinkQuest yang lain, baik dari dalam maupun luar negeri melalui menu LIBRARY.
- Mengikutsertakan siswa dalam kompetisi baik tingkat nasional maupun internasional dalam membuat proyek.
- Menggali potensi dan menuangkan kreativitas siswa dengan membuat koran/majalah virtual yang juga bisa digunakan sebagai media komunikasi diantara siswa.
PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
(Tulisan Kedua)
Dengan membaca
dan memahami tulisan sebelumnya, setidaknya sedikit terbuka wawasan pemikiran
kita mengenai apa itu internet; khususnya jika dikaji dari sudut kemanfaatan
atau kemudaratannya.
Jadi, kebaikan
atau keburukan akibat dari penggunaan internet adalah tergantung dari
kebijaksanaan penggunanya dalam memilih dan memilah mana yang mendatangkan
manfaat atau mana yang mendatangkan mudarat bagi dirinya.
Untuk dapat
menjalankan fungsinya dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa, sekolah
sebagai salah satu lembaga pendidikan formal berupaya untuk memanfaatkan dan
mengoptimalkan segala potensi yang ada demi terciptanya iklim pendidikan yang
berkualitas. Salah satu diantaranya adalah dengan pemanfaatan media teknologi
informasi (internet) dalam kegiatan pembelajaran.
Pemanfaatan
internet dalam kegiatan pembelajaran selain sebagai salah satu inovasi di
bidang pendidikan yang menyesuaikan dengan kemajuan zaman, juga karena melalui
internet makin terbuka lebar wawasan pengetahuan dan keilmuan yang tanpa batas.
Dikatakan demikian karena dengan internet sudah tidak ada lagi jarak ruang dan
waktu bagi penggunanya untuk menjelajah segala hal yang ingin diketahuinya.
Sekolah (lebih khusus lagi guru), sudah tidak ada istilah lagi sebagai sumber
ilmu, tidak bisa lagi menutup diri dan puas terhadap apa yang telah dimiliki
atau diketahuinya.
Manfaat
teknologi komunikasi (internet) dalam kegiatan pembelajaran dapat diaplikasikan
dalam kegiatan berikut:
1.
Mengembangkan dan memperkaya materi
pelajaran.
Dengan memanfaatkan media internet, muatan materi pelajaran yang
disampaikan guru tidak hanya terpaku pada buku sumber/buku pegangan yang ada,
bahkan terhadap tuntutan kurikulum yang mungkin memasung kreativitas guru dalam
mengembangkan materi pelajaran untuk memperkaya wawasan pengetahuan siswanya.
Hal ini dimungkinkan karena kurikulum dibuat sebagai standar pencapaian yang
disesuaikan dengan kemampuan rata-rata peserta didik serta jangkauan sasarannya
yang lebih berorientasi pada kebutuhan peserta didik secara nasional sehingga
perlu ditetapkannya kurikulum yang berisi materi yang berstandar nasional. Melalui
internet, guru bisa mencari materi pelajaran dalam bentuk tulisan, gambar,
audio, maupun audio visual untuk memperkaya kompetensi siswanya jika mereka
telah mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan pada kurikulum. Bahkan melalui
situs tertentu guru dapat melakukan kegiatan berbagi file/dokumen materi
pelajaran. Melalui kegiatan tersebut guru dapat mendownload file materi
pelajaran yang telah dibuat orang lain, di satu sisi guru pun dapat
mempublikasikan hasil karyanya.
2.
Sarana belajar online.
Dengan fungsinya ini guru bisa memanfaatkan sarana internet untuk kegiatan
berikut:
a.
Membuat bahan presentasi materi
pelajaran atau soal latihan yang diharapkan dipelajari siswa. Kemudian materi
soal latihan tersebut diupload di blog
guru atau website sekolah. Dengan
demikian siswa dapat mempelajari materi pelajaran atau soal latihan tersebut di
tempat terpisah (di rumah); sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan
pembelajaran tanpa tatap muka. Dengan ini maka kegiatan belajar mengajar siswa
dan guru tidak terbatas oleh tempat dan waktu, karena siswa dapat mempelajari
materi tersebut kapan dan dimana saja.
b.
Mengarahkan siswa untuk mengunjungi
situs tertentu yang menurut guru situs tersebut layak dikunjungi oleh siswa
karena terdapat materi yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan guru
di kelas. Tapi tentu sebelumnya guru harus mengetahui dan memahami lebih dalam
mengenai situs tersebut, terutama kaitannya dengan kompetensi yang diharapkan
dikuasai oleh siswa. Selanjutnya, pada blog
guru atau website sekolah guru
tinggal membuat link terhadap situs yang
dimaksud.
c.
Memberikan tugas atau pekerjaan rumah
(PR). Dengan memanfaatkan internet sebagai sarana untuk memberikan tugas kepada
siswa, maka terjadi fleksibilitas bagi guru untuk mengoreksi sekaligus
memberikan feed back pada hasil pekerjaan siswa dan fleksibilitas bagi siswa
sendiri dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut.
d.
Melaksanakan pembelajaran proyek yang
berbasis internet. Sebagaimana dimaklumi bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek
atau Project Based Learning (PBL) adalah salah satu metode pembelajaran yang
menggali potensi siswa untuk mencari dan menemukan sendiri konsep-konsep materi
pelajaran; sehingga diharapkan dengan PBL tersebut pemahaman siswa akan materi
pelajaran lebih mendalam dan optimal. Kegiatan belajar proyek (PBL) terutama
dilakukan untuk materi pelajaran yang baru dan cakupannya cukup luas, sehingga
dituntut adanya kerjasama siswa dalam kelompok untuk melaksanakannya. Jika kegiatan PBL ini dapat dilaksanakan
dengan baik maka tidak hanya penguasaan konsep materi yang didapat oleh siswa,
tetapi berbagai keterampilan lain dapat dioptimalkan; seperti kerjasama team (teamwork), berfikir kritis (critical thinking), kemampuan
berkomunikasi (communication),
kreativitas (creativity), dll.
Keterampilan-keterampilan tersebut tidak diajarkan sebagai bagian dari materi
yang ada pada kurikulum sekolah, tetapi dengan melakukan kegiatan PBL maka
secara otomatis siswa akan menguasainya.
3.
Sarana komunikasi antara sekolah dengan
orang tua.
Dengan memanfaatkan internet; sekolah bisa menyampaikan berbagai informasi
yang perlu diketahui oleh orang tua atau bahkan khalayak yang lebih luas.
Informasi yang disampaikan lewat media internet tentunya memiliki berbagai
kelebihan dibandingkan informasi yang disampaikan secara konvensional melalui
surat tertulis.
Selanjutnya, sarana internet juga bisa digunakan oleh orang tua untuk
memberikan informasi atau kontribusi pemikiran bagi sekolah. Di zaman modern
yang memungkinkan orang melakukan komunikasi tanpa batas ini, sepertinya
sesuatu hal yang naïf sekali jika sekolah menutup diri terhadap segala masukan
yang datangnya dari orang tua siswa. Bagaimana tidak; orang tua siswa adalah
sebagai mitra sekolah dalam memajukan pendidikan siswa. Orang tua siswa yang
kalau dilihat dari segi latar belakang pendidikannya memiliki disiplin ilmu
yang beraneka ragam; tentunya punya sudut pandang dan wawasan keilmuan berbeda
sehingga dapat dimanfaatkan berbagai masukannya dalam kontribusinya terhadap
kemajuan pendidikan khususnya sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Uraian di atas menunjukkan betapa internet bisa kita manfaatkan untuk
hal-hal yang positif, khususnya kemanfaatannya di lingkungan pendidikan.
Tulisan ini setidaknya merupakan sharing dari
beberapa pengalaman yang telah kami lakukan.
INTERNET; MADU ATAU RACUN ?
(Tulisan Pertama)
Akhir-akhir ini
banyak kekhawatiran dari berbagai kalangan akan dampak negatif dari adanya
internet, khususnya para orang tua yang sangat mengkhawatirkan anak-anaknya
menjelajah dunia maya yang pada akhirnya mengarahkan mereka untuk mengetahui
hal-hal yang belum selayaknya mereka ketahui.
Bagaimana tidak;
di zaman sekarang ini sudah tidak tertutup berbagai kemungkinan bagi anak-anak
untuk ikut menikmati kemajuan teknologi informasi khusunya internet. Apalagi anak-anak
yang tinggal di daerah perkotaan; karena bagi mereka, komputer yang terkoneksi
dengan internet bukanlah hal yang baru dan aneh. Selain komputer sudah
merupakan bagian dari materi pelajaran yang diajarkan di sekolah, di luar
sekolah pun siswa sudah tidak susah lagi untuk bisa memanfaatkan jaringan
internet; baik itu di rumah maupun di lingkungan sekitar melalui warung
internet (warnet).
Bagi sekolah,
memasukan materi pelajaran komputer dan internet dalam kegiatan intra kurikuler
merupakan suatu tuntutan, karena sekolah punya peran dalam mengembangkan
potensi siswa untuk bisa melek teknologi demi membekali mereka agar memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di masa depannya. Selain itu
kemajuan teknologi informasi harus disikapi dengan bijak oleh pihak sekolah;
karena dengan adanya internet memberi banyak peluang pada siswa dan guru untuk
menjadikannya sebagai media bahkan sekaligus sebagai sumber materi
pembelajaran. Sehingga dalam mencari dan memperkaya materi pelajaran, siswa
tidak hanya terpaku pada buku dan guru. Justru dengan kita rajin menjelajah
dunia maya yang menyajikan berbagai informasi (yang positif tentunya), kita
merasa makin sadar akan segala keterbatasan pengetahuan kita.
Namun,
sebagaimana kita fahami bahwa keberadaan internet dapat dianalogikan sebagai
sebuah pisau yang tajam. Ketajaman pisau dapat dimanfaatkan untuk hal yang
positif, bahkan sebaliknya bisa digunakan untuk melakukan tindakan negatif yang
akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Demikian pula halnya dengan
internet; yang dapat menghubungkan orang terhadap informasi dalam wujud verbal
maupun visual, dimana informasi yang disajikan bisa berupa informasi yang
mendidik atau sebaliknya menggiring pengunjungnya untuk melakukan tindakan
negatif.
Menurut hitungan
Google, jumlah situs di dunia pada petengahan tahun 2010 saja sudah mencapai
lebih dari 1 triliun. Jika kita analisa motif orang membuat situs, bisa
diklasifikasikan dengan berbagai tujuan, diantaranya untuk tujuan bisnis,
hiburan, jejaring sosial, berita, pendidikan, dll,; bahkan ada situs yang
secara khusus diperuntukan bagi orang yang sudah dewasa.
Dengan begitu
banyaknya jumlah situs yang terkoneksi di dunia maya, apalagi dengan adanya
“mesin pencari situs”, memungkinkan terbukanya berbagai peluang bagi pengguna
internet untuk mengunjungi situs apa pun yang mereka kehendaki. Sehingga tidak
tertutup kemungkinan bagi anak-anak kita juga untuk dapat mengunjungi situs
yang sebenarnya belum layak dia kunjungi. Di sinilah dituntut kebijaksanaan
,peran dan tanggung jawab berbagai kalangan khususnya orang tua dan guru yang
secara langsung berhubungan dengan anak. Kebijaksanaan, peran, dan tanggung
jawab dimaksud adalah dalam mengarahkan anak untuk bisa memanfaatkan internet
dalam mencari informasi yang baik dan
bermanfaat. Selain itu; orang tua, guru, dan berbagai pihak yang berkompeten
terhadap perlindungan moralitas anak-anak juga bisa melakukan upaya lain
diantaranya pemblokiran terhadap situs-situs tertentu.
Lalu, apa lagi
yang harus dilakukan oleh guru dan orang tua ?
Komentar
Posting Komentar
Silakan masukan saran & komentar Anda mengenai tampilan atau konten yang ada di blog ini.